Setiap tahap tumbuh kembang anak itu selalu bikin deg - deg an ya, dan memberikan sensasi tersendiri. Dari anak newborn, toddler, pre teens sampai akhirnya menjadi remaja. Semakin tumbuh anak, semakin besar tanggung jawab orangtua. Betul?
Semakin anak bertumbuh, perhatian orangtua pun semakin dibutuhkan. Bukan hanya perhatian, namun disiplin dan treatment tersendiri, menyesuaikan usianya. Kan tidak mungkin anak remaja kita perlakukan seperti toddler.
Neng Marwah sekarang sudah masuk fase usia remaja, dimana usia remaja ini dia menjadi lebih mandiri dan memang lebih menyukai kemandirian, tidak suka dicampuri urusannya. Namun jika orangtua terutama ibu lepas tangan, cuek pada perkembangan anak remaja ini pun malah bisa berdampak pada pola asuh yang tidak baik.
Pertumbuhan emosi, fisik dan lainnya sangat berbeda. Misalnya dalam hal menata perasaan, usia remaja sudah saatnya dia mengenal banyak, salah satunya mengenal tentang masalah jatuh cinta.
Duh, anak saya mulai jatuh cinta gimana nih? Bingung? Iya. Ada banyak perasaan hadir dalam diri ketika saya tahu neng Marwah sudah mulai jatuh cinta pada usia remajanya ini. Sekarang dia sudah kelas 1 SMK loh, sudah remaja.
Bagaimana seharusnya saya sebagai orangtua menyikapi hal ini?
KOMUNIKASI
Ini penting, bukan hanya ketika anak remaja namun juga saya terapkan sejak neng Marwah kecil. Jadi neng Marwah memang terbiasa berkomunikasi, hal sekecil apapun. Komunikasi itu untuk bertukar pikiran, bertukar cerita dan juga agar anak mau terbuka dan percaya kepada orang tua.
Mulai berkomunikasi, namun jangan terlalu memihak, memaksa ataupun menghakimi. Itu akan membuat anak menjadi takut dan juga menjauh.
ATURAN
Untuk anak yang sedang jatuh cinta, diomongin pun akan sia - sia saja. Jadi orang tua harus tegas dalam menetapkan aturan. Misalnya tidak boleh keluar lebih dari jam 6 sore. Dan itu pun hanya sekali dalam sebulan, itu aturan yang saya terapkan pada neng Marwah. Tidak ada jam bermain malam, jadi jika mau jalan - jalan atau nonton bisa dari jam 11 an sampai jam 17.00 , jadi tidak lebih dari jam itu.
DENGARKAN
Jadi teman yang baik untuk anak, jadi pendengar setia, kadang anak hanya butuh didengarkan bukan ingin menerima nasihat, nah posisikan itu. Ketika mendengarkan curhatnya, saya memposisikan diri sebagai teman bukan sebagai ibu, agar saya bisa lebih memahaminya.
Makanya, saya sebagai ibu harus siap menampung banyak sekali curhatan dan keluhan. jadi ketika neng Marwah nyaman, maka ia akan terus mau curhat pada ibu nya.
BIJAKSANA
Awalnya, ketika saya dengar neng ada yang nembak, saya rasanya geram hehe. Namun saya harus bijaksana menyikapi hal ini, nggak bisa dikekang yang ada anak akan berontak. Tidak semua anak memiliki kesamaan emosi, kebutuhan dan juga sifat. Karena itu sebagai orang tua saya harus belajar bijak dalam memberikan kedisiplinan, aturan , komunikasi dan juga teguran terhadap anak , ini dilakukan agar anak tidak mudah kecewa , terpojok dan terhakimi.
JELASKAN BATASAN DALAM BERGAUL
Sebagai orang tua juga harus bisa memberikan informasi tepat tentang batasan mana dalam pergaulan yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Ini untuk antisipasi anak remaja melakukan hal - hal buruk. Dunia pergaulan luas akan membawa anak pada hal - hal baik dan buruk, tergantung bagaimana orang tua memberikan penjelasan, disiplin dan rasa tanggung jawab.
Tegas, bukan berarti keras!
Itulah beberapa cara orang tua menyikapi anak yang sedang jatuh cinta, semoga bisa menjadi pertimbangan ya dalam mendekati anak remaja. Terimakasih.
Jika ada sharing silakan langsung komentar aja ya :)
Sampai jumpa pada postingan selanjutnya,
Tian Lustiana
0 Comments
Terimakasih telah berkunjung, berikan komentar yuk. Eh tapi saya mohon jangan masukkan link hidup yah, atau saya delete :)